Berita Zakat

January 28, 2008

MENDIRIKAN KOPERASI, DAHULUKAN ASAS MANFAATNYA

Filed under: Nesw — beritazakat @ 9:34 am

diskusi hangat tentang koperasi

YOGYAKARTA. Badan hukum atau legalitas koperasi merupakan hal yang sangat penting. Namun jauh lebih penting dari hal tersebut adalah asas manfaatnya, yaitu peran koperasi itu sendiri untuk segera memberi manfaat bagi para anggota dan masyarakat luas.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi DIY, Surya Purba, mengemukakan pernyataan tersebut dalam dalam sosialisasinya mengenai koperasi, Senin (28/12), kepada amil Rumah Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta di kantor Jl. Veteran 9. Sosialisasi mengenai koperasi ini dihadiri oleh para amil, termasuk amil dari RBG dan LKMS.

Menurut Surya, aspek legalitas bukanlah tujuan dalam pendirian sebuah koperasi, melainkan hanya sebuah alat. Terutama sebagai identitas lembaga. Badan hukum atau legalitas penting misalnya ketika akan berhubungan dengan lembaga lain. Oleh karena itu sebenarnya yang perlu didahulukan adalah manfaatnya bagi anggota dan masyarakat.

“Berkaitan dengan hal tersebut, silakan kalau sebuah koperasi ingin berjalan dulu meskipun belum memiliki badan hukum atau legalitas. Dahulukan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat. Meskipun demikian, badan hukum atau legalitas tersebut tetap harus diurus,” ujarnya.

Satu-Satunya Harapan Usaha Kecil
Surya Purba menyatakan, posisi koperasi termasuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) sangat penting bagi masyarakkat kecil. Bahkan bisa dikatakan koperasi merupakan satu-satunya harapan bagi para pelaku usaha kecil. Karena kredit dari koperasi merupakan kredit yang paling mudah dan cepat dapat diakses oleh para pelaku usaha kecil.

Dunia perbankan, lanjutnya, sejak awal memang sudah didesain bukan untuk orang kecil. Dunia perbankan sejak awal didesain untuk orang-orang kaya dan menggali keuntungan yang besar. Perbankan akan malas mengurusi kredit orang kecil yang nilainya hanya ratusan ribu, mereka lebih senang mengurusi kedit pengusaha besar yang nilainya ratusan juta atau milyaran yang akan memberikan keuntungan jauh lebih besar.

“Termasuk bank-bank pemerintah yang pada awalnya dikonsep untuk kepentingan koperasi dan rakyat kecil, dalam perkembangannya mereka berkiprah menyimpang dari misi awal. Bank yang menggunakan nama ‘koperasi’, kini sudah kurang peduli dengan koperasi. Demikian juga bank yang menggunakan kata ‘rakyat’, kini juga sudah semakin jauh dari rakyat”, ujar Surya yang pernah berdinas di kalimantan selama 17 tahun ini.

Dengan demikian dunia perbankan tidak bisa diharapkan dapat mengurusi usaha kecil. Tragis bahwa dunia perbankan tidak mau mengurusi orang miskin. Padahal orang-orang miskin karena kebutuhan ekonominya sangat mudah untuk digerakkan dan diprovokasi, termasuk untuk melakukan aksi-aksi demo dengan dibayar. Bahkan antara dunia perbankan dan pemerintah sering berjalan tidak paralel. Pemerintah mengharapkan bank mengambil peran untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran.

“Padahal, kemiskinan dan pengangguran tidak pernah dijadikan agenda dunia perbankan. Dan bahkan perbankan beranggapan masalah tersebut adalah masalah pemerintah. Padahal kalau ornag miskin dan pengangguran dibebankan kepada pemerintah semua, jelas pemerintah tidak akan sanggup menyelesaikannya. Maka jelas di sini tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa koperasi akhirnya menjadi jalan keluar”, katanya.

Manajemen Harus Modern
Surya Purba menambahkan, selama ini koperasi diannggap sebagai lembaga keuangan yang kerdil. Bahkan tidak sedikit orang yang menjelek-jelekkan koperasi hanya gara-gara ada beberapa koperasi yang bermasalah. Padahal koperasi yang baik tidak sedikit jumlahnya, dan anehnya hal ini tidak pernah dibicarakan. Orang melupakan misi koperasi untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat.

Untuk menghapus stigma tersebut Surya menghimbai agar koperasi menata manajemennya. manajemen koperasi perlu dimodernisir,dikelola profesional dan transparan. Kalau koperasi dimanage bagus maka hasilnya juga akan bagus. masih banyak sekarang ini kopersi yang buku tabungannya masih tulisan tangan dan dicorat-coret. Ini harus dibenahi. Meskipun demikian ada yang yang sudah mulai bagus manajemennya. Sistem komputerisasinya bagus, sehingga ketika ada anggota yang ingin mengecek tabungan tinggal menyebutkan nomor serinya dan data-datanya bisa langsung diketahui.

Koperasi Syariah, Lebih Berkah
Saat ini, lanjutnya, mulai bertumbuhan koperasi-koperasi syariah. Yang membanggakan adalah para pengelolanya umumnya adalah anak-anak muda dengan idealisme yang masih tinggi. Berbeda dengan koperasi-koperasi konvensional yang kebanyakan pengurus dan anggotanya adalah orang-orang tua.

“Pengurus perlu meyakinkan anggota dan masyarakat bahwa koperasi syariah memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki koperasi umum. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat koperasi syariah menjadi lebih berkah. yakinkan bahwa menabung dan meminjam di koperasi syariah akan lebih berkah, lebih sejuk, tenang dan tenteram. Karena koperasi syariah bebas riba”,kata Surya Purba.

Surya menambahkan bahwa dari hasil penelitian dan evaluasi Tim Pengkajian BI, memang ada masalah dengan dunia perbankan di Indonesia dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat miskin. Oleh karena itu saat ini sudah muncul gagasan untuk membentuk bank baru yang akan diorientasikan secara penuh untuk mendorong UKM. Bank tersebut akan diberi nama Bank UKM.***

Newsroom/Waluyo
Yogyakarta

Blog at WordPress.com.